Oleh: museumku | 21 Juli 2016

Di Hari Lebaran Museum Airlangga Ramai Dikunjungi Pemudik

Museumairlangga-1Foto 1: Ruang Etnografi Museum Airlangga 

Hari Raya Idul Fitri merupakan waktu yang selalu ditunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia untuk pergi mudik ke kampung halamannya. Mereka mengunjungi kakek-nenek, saudara atau kerabat tercinta, dan tetangganya di kampung halaman untuk bersilaturahmi saling bermaafan. Ternyata tidak hanya itu, di Kediri (Jawa Timur) para pemudik ada yang merindukan tempat-tempat di mana mereka dahulu pernah bermain saat masih muda atau sebelum pergi merantau ke daerah lain. Salah satu tempat yang mereka rindukan adalah Museum Airlangga di Kawasan Wisata Goa Selomangleng, Kediri.

Sebagian besar dari mereka mengajak keluarganya dari jauh untuk lebih mengenal sejarah Kerajaan Kadiri melalui peninggalan-peninggalan arkeologi dan sejarahnya yang kini tersimpan di Museum Airlangga. Berdasarkan catatan buku tamu Museum Airlangga pada 7 – 16 Juli 2016 ada yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, di antaranya Tulungagung, Ponorogo, Mojokerto, Lamongan, Surabaya, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi. Selanjutnya juga ada dari daerah lain di Pulau Jawa, di antaranya Solo, Yogyakarta, Bandung, Bekasi, Karawang, Depok, dan Jakarta. Dari luar Pulau Jawa, di antaranya dari Sampit-Kalimantan Tengah, Denpasar-Bali, Subang, Bandar Lampung, dan Aceh.


Ruang Etnografi

Para pengunjung banyak yang bertanya tentang Ruang Etnografi yang sebelumnya belum pernah dilihatnya. Gedung yang berada di sebelah barat ini dibangun sekitar akhir 2012, ini berbeda dengan gedung timur yang menyimpan koleksi benda arkeologi dan sejarah. Gedung ini menyimpan benda-benda koleksi etnografi di antaranya Pakinangan, Belangga, Buli-buli, Pikulan Legen, Alat Memasak Nasi, Lesung, Delman, Cikar, dan benda-benda etnografi lainnya (Foto 1).

Selain itu di Ruang Etnografi pengunjung disajikan beberapa artefak temuan dari Sungai Brantas. Adanya temuan tinggalan arkeologi tersebut membuktikan adanya peranan penting Sungai Brantas dalam kehidupan perekonomian masyarakat masa Jawa Kuno. Temuan-temuan tersebut di antaranya berupa alat tukar yang digunakan pada masa Jawa Kuno, permukaan cermin (darpana), serta beberapa koleksi yang berasal dari masa lebih muda seperti kail pancing, mata gancu, sabit, pisau, keris, mata tombak, dan bagian pangkal dayung (Foto 2). Artefak temuan dari Sungai Brantas tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat Kediri yang peduli dengan warisan budaya bendawi.

Museumairlangga-2Foto 2: Seorang Pengunjung Mengamati Alat Tukar Kuno Temuan dari Sungai Brantas

Tidak hanya menyajikan koleksi benda-benda etnografi, Ruang Etnografi juga menyediakan buku-buku lengkap dengan tempat membaca untuk para pengunjung. Buku-buku koleksi Dahana Pustaka ini terdiri atas buku anak-anak, seperti cerita bergambar, cerita rakyat, dan buku anak-anak yang lainnya hingga buku-buku karya tulis ilmiah tentang sejarah, arkeologi, kebudayaan, kesenian, dan lain sebagainya berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Saat kunjungan di hari lebaran terdapat beberapa anak-anak pengunjung museum dengan semangat membaca buku-buku koleksi Dahana Pustaka. Mereka duduk dengan tenang di tempat membaca menikmati setiap halaman cerita (Foto 3).

Museumairlangga-3Foto 3: Ruang Etnografi Menyediakan Taman Baca untuk Pengunjung

Tidak hanya di tempat membaca, ada anak pengunjung museum yang membaca buku di depan pintu masuk gedung. Meskipun sudah diminta oleh petugas museum untuk ke tempat membaca, namun anak-anak ini tetap ingin membaca buku di depan pintu karena mereka merasa lantai museum sangat bersih dan nyaman (Foto 4). Ruang Etnografi memang memiliki jadwal kebersihan rutin setiap hari dan kebersihan total setiap Senin dan Kamis. Jadwal ini diberlakukan sejak Mei 2016. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Endah Setyowati selaku Kepala Museum Airlangga, menjaga kebersihan ruangan akan membuat pengunjung lebih nyaman saat berkunjung, dan itulah menjadi hal utama yang wajib dilakukan di museum ini.

Museumairlangga-4Foto 4: Anak-anak Pengunjung dengan Semangat Membaca Buku Cerita Koleksi Museum Airlangga

Kebersihan di museum ini sangat diutamakan. Faktor inilah yang membuat ruang koleksi yang sebelumnya sepi atau jarang pengunjung, sekarang ramai pengunjung. Saat lebaran banyak masyarakat yang duduk dan bertiduran di lantai luar Ruang Etnografi (Foto 5). Selain kebersihan, juga karena adanya penataan koleksi dan peningkatan pelayanan terhadap pengunjung. Pelayanan terhadap pengunjung tidak hanya dalam kunjungan museum, namun juga dalam konsultasi kesejarahan dan budaya pada tempat diskusi sederhana. Ruang Etnografi menyediakan beberapa kursi dan meja yang biasanya digunakan untuk melaksanakan diskusi-diskusi sederhana bersama para tokoh-tokoh yang berkunjung di Museum Airlangga.

Museumairlangga-5Foto 5: Pada saat Lebaran banyak pengunjung duduk dan bertiduran di lantai depan Ruang Etnografi

Tidak hanya itu, Museum Airlangga dalam rangka pengembangan juga melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin setiap bulan, di antaranya Pembelajaran Jawa Kuno bersama Komunitas Jawa Kuno Sutasoma dan Macapatan bersama Komunitas Petrisedya (Pecinta Pelestari Sejarah Budaya) Kota Kediri. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan menambah fungsi museum dalam edukasi budaya sebagai upaya komunitas-komunitas dalam ikut serta melestarikan warisan budaya Nusantara.

Penulis: Aang Pambudi Nugroho (Staf Museum Airlangga)
Foto-foto: Dokumentasi Museum Airlangga


Tinggalkan komentar

Kategori