Oleh: museumku | 25 Maret 2010

Ayo Berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik

Jumat, 12 Maret 2010 – BAGI Anda yang sering hunting foto di Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya, pasti sudah tidak asing lagi bangunan ini. Museum Seni Rupa dan Keramik mengadopsi gaya bangunan Yunani dengan deretan pilar besar berwarna putih.

Museum yang tepatnya berlokasi di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat ini dahulunya merupakan bekas gedung Raad van Justiti yang didirikan sejak 21 Januari 1870. Pada masa revolosi, gedung tersebut digunakan sebagai asrama militer dan gudang perbekalan.


Pertengahan 1967 dipakai untuk kantor Wali Kota Jakarta Barat dan selanjutnya sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta di tahun 1974. Pada tanggal 20 Agustus 1976 oleh Presiden Soeharto, gedung ini akhirnya diresmikan sebagai Balai Seni Rupa Jakarta yang kini lebih dikenal dengan Museum Seni Rupa dan Keramik.

Di museum terdapat banyak hal menarik yang bisa ditemukan. Ada sekitar 500 karya seni rupa, seperti keramik, lukisan karya pelukis termahsyur (termasuk Raden Saleh dan pelukis ternama lainnya), tidak ketinggalan koleksi ukuran kayu dari berbagai daerah di Indonesia.

Bangunan bertingkat dua ini memiliki empat ruang utama. Di sini ada ruangan pamer berbagai benda keramik yang diambil dari sejumlah kapal karam dari berbagai bangsa yang tenggelam di perairan Indonesia. Dari ruang tersebut, juga dapat diketahui adanya jaringan perdagangan yang terjalin di Asia pada abad ke-9 sampai abad ke-10.

Melangkah ke ruang berikutnya, terdapat tangga besi bergaya arsitektur Eropa dengan ukiran berdiri menjulang. Di tengah ruangan Anda akan mendapati penjelasan mengenai situs Intan Shipwreck, merupakan kapal tenggelam yang menyimpan ratusan artefak.

Puas berkeliling di lantai satu, masih ada ruang lagi di lantai kedua. Di sana terdapat ruangan yang menyimpan berbagai koleksi keramik dari Negara lain seperti Jepang, China, Arab dan Eropa. Kesemua koleksi di dalam ruangan berupa alat makan dengan hiasan pola tertentu yang menandakan zaman pembuatannya.

Usai melihat koleksi-koleksi, museum ini juga masih memiliki perpustakaan yang koleksi bukunya cukup lengkap mengenai seni rupa. Bagi Anda yang berminat membuat gerabah, mulai dari teknik pinching, cetak hingga roda putar, perpustakaan juga mengadakan pelatihan.

Museum ini buka setiap Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 sampai 15.00 WIB dengan tiket masuk untuk dewasa Rp2.000 dan Rp600 untuk anak-anak. (*/OL-5)

(mediaindonesia.com)


Tinggalkan komentar

Kategori