Oleh: museumku | 30 Agustus 2012

Putu Supadma Rudana – Laboratorium Kebudayaan

Putu Supadma Rudana

KOMPAS, Senin, 27 Agustus 2012 – Harus diakui, kondisi rata-rata museum di Indonesia relatif memprihatinkan. Tidak hanya soal pengelolaan, tetapi juga benda-benda koleksi di dalamnya yang berusia ratusan tahun pun dalam keadaan menyedihkan.

”Itu (kondisi) yang pantas dibenahi. Kita ingin museum bisa menjadi laboratorium kebudayaan,” ujar Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana (38), pekan lalu, di Denpasar, Bali.

Guna merintis jalan ke arah perbaikan tersebut, pada 12 Agustus lalu, Supadma menandatangani statement of commitment dan memorandum of understanding (MOU) dengan Museum Association of Thailand (MAT).

President MAT Somchai Na Nakhonphanom dan penasihat MAT, Somlak Charoenpot, pun hadir di Bali dalam penandatanganan kerja sama tersebut.

”Ini baru langkah awal kami untuk kembali menoleh pada museum. (Museum) Sudah terlalu lama tertidur…,” kata Supadma yang juga President of The Rudana Ubud.

Bersama MAT, AMI akan menyelenggarakan berbagai upaya edukasi, apresiasi, dan komunikasi kebudayaan.

”Prinsipnya, kita kembali harus memuliakan kebudayaan,” ujar Supadma.

Sebagai ikatan kerja sama dan persaudaraan, Supadma menyerahkan selendang yang disebutnya sebagai ”Selendang Tulus Hati” kepada Somchai dan Somlak.

”Selendang ini tanda pertautan kebudayaan intim antara Indonesia dan Thailand,” ujar Supadma. (CAN)


Tanggapan

  1. LABORATORIUM KEBUDAYAAN INDO/NUSANTARA BERSINERGI DENGAN KEBUDAYAAN THAILAND ITU MERUPAKAN KERJA YANG TEPAT UNTUK MENJALIN KERJASAMA YANG KUAT DEMI MELESTARIKAN IKON-IKON SENI YANG HADILUHUNG PADA MASING2 NEGARA, SEHINGGA KELAK LABORATORIUM MUSEUM SENI DAN BUDAYA INDONESIA/NUSANTARA INI MENJADI MUSEUM HIDUP SEPANJANG MASA. SALAM BUDAYA. Wk.12.Bali


Tinggalkan komentar

Kategori