Oleh: museumku | 6 September 2015

Museum Kretek

Kretek-02Pintu masuk Museum Kretek, Kudus

Museum Kretek didirikan atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah waktu itu, Soepardjo Rustam. Sewaktu berkunjung ke Kudus pada 1980, menurut beliau, potensi yang dimiliki perusahaan rokok di Kudus untuk menggerakkan perekonomian daerah sangat besar.

Beliau juga melihat potensi dari penghasilan pita cukai untuk negara dan penampungan tenaga kerja sangat banyak. Jadi sumbangan sosial yang dikeluarkan perusahaan rokok sangat besar bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya.


Sejarah

Museum Kretek diresmikan pada 3 Oktober 1986 oleh Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam. Museum ini merupakan satu-satunya museum kretek di Indonesia, bahkan di dunia.

Kehadiran rokok kretek bermula ketika H. Jamhari, warga Kudus Kulon, menderita sesak napas dan asma. Dia mencoba menggosok dada dan punggung menggunakan minyak cengkeh dan hasilnya sangat di luar dugaan. Sakit sesak napas dan asmanya berangsur sembuh.

Selanjutnya Jamhari mencoba meramu cengkeh dicampur tembakau dilinting dengan kulit jagung kering. Setelah itu diikat benang. Karena bahan pembungkus menggunakan kulit jagung (Jawa, klobot), maka orang sering kali menyebutnya rokok klobot. Ketika rokok itu dibakar, akan menimbulkan bunyi kretek kretek sehingga orang menyebutnya rokok kretek. Banyak permintaan akan rokok racikannya, sehingga Jamhari pun membuat rokok dalam jumlah besar. Sejak saat itulah industri rokok terlahir.

Industri rokok kretek Kudus mengalami masa keemasan ketika Nitisemito, mengembangkan industri kretek merek ”Bal Tiga”. Ia seorang pribumi buta aksara tetapi mampu mengelola perusahaan dengan jumlah karyawan mencapai 10.000 lebih pada masa itu (1906). Pertumbuhan industri kretek di Kudus berkembang pesat ditandai dengan berdirinya Pabrik Kretek Goenoeng Kedoe, Tebu dan Cengkeh, Delima, Jangkar, Garbis dan Manggis, Sukun, Nojorono, Jambu Bol, dan lain-lain. Pada 1951 berdiri pabrik Rokok Djarum.

Di Museum Kretek pengunjung dapat mempelajari evolusi peradaban manusia khususnya evolusi peradaban kebudayaan lokal berupa kretek. Industri kretek mulanya diproduksi secara tradisional dan berskala kecil. Sejalan dengan perkembangan pola pikir manusia, industri kretek diproduksi dengan teknologi modern/mesin. Pengunjung juga akan mengenal tokoh Nitisemito, proses pengolahan bahan baku tembakau, pengolahan bahan baku klobot, pengolahan bahan baku cengkeh, peralatan tradisional pembuatan kretek, tokoh-tokoh kewirausahaan rokok kretek di Kudus, dan berbagai jenis rokok kretek tempo dulu hingga sekarang.

Museum Kretek dibangun di atas tanah seluas sekitar 2,5 hektar. Mulai 2008, komplek museum memiliki fasilitas rekreasi berupa bioskop 3 Dimensi, waterboom, ember tumpah, flying fox, trampolin, sarana outbond, dan spa ikan.


Karcis Masuk

Senin-Sabtu: Rp1.500
Minggu/Hari Besar: Rp2.000


Jam Kunjung

Setiap hari, pukul 07.30-16.00


Alamat

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus
UPT Museum Kretek
Jalan Getas Pejaten No. 155
Kudus, Jawa Tengah
Telepon (0291)-440545


Galeri Foto

Kretek-01

Kretek-03

Kretek-04


Tinggalkan komentar

Kategori