Oleh: museumku | 24 November 2014

Museum, Ruang Bukti Peradaban

Gelar Museum NusantaraKOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengunjung melihat koleksi yang ditampilkan dalam Gelar Museum Nusantara, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (22/11). Pameran yang terbuka untuk umum ini berlangsung hingga hari ini, 24 November 2014. Pameran menampilkan beragam koleksi dari sejumlah museum di Indonesia serta menggelar seminar tentang budaya dan sejarah.

Museum-museum di Indonesia menjadi ruang pembuktian peradaban bangsa sejak masa purba hingga milenium. Koleksi artefak menuturkan kebudayaan manusia dalam berbagai aspek dan cara sehingga memperkaya batin dan mencerahkan pikir.

Sejarah peradaban manusia sejak 1,5 juta tahun yang lalu ini tergambar di dalam pameran Gelar Museum Nusantara yang bertajuk ”Sabuk Peradaban Nusantara: Jejak 1,5 Juta Tahun, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, 22-24 November 2014.

Dekatkan dengan Masyarakat

Sebagai penyelenggara, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merasa perlu menggelar pameran ini, salah satunya untuk mendekatkan museum kepada masyarakat.

Pameran diikuti oleh 60 museum yang menyuguhkan 217 koleksi unggulan. Koleksi-koleksi ini dibagi dalam enam subtema, yakni awal peradaban, peradaban aksara, peradaban kepercayaan serta agama, dan peradaban kesenian (seni rupa, pertunjukan, kriya). Dua subtema lainnya adalah peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjadi Indonesia. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Harry Widianto, di Jakarta, Sabtu (22/11), mengatakan, pengenalan museum-museum dari berbagai daerah ke Ibu Kota ini penting.

Masyarakat dari berbagai usia dan profesi bisa melihat koleksi unggulan museum yang merupakan bukti peradaban bangsa sejak 1,5 juta tahun lalu. ”Mengapa 1,5 juta tahun lalu? Karena pada periode inilah manusia pertama Homo erectus tiba di tanah Jawa dari keberadaannya yang sebenarnya pada 100.000 tahun lalu. Mereka berevolusi, lalu punah, lalu muncul Homo sapiens yang di Indonesia ada sejak 13.000 tahun yang lalu,” papar Harry, arkeolog yang memelopori berdirinya museum manusia purba di Sangiran, Jawa Tengah.

Harry menjelaskan mengenai Homo sapiens yang sebenarnya keluar dari Afrika sejak 150.000 tahun lalu, lantas menyebar ke berbagai daratan. Manusia Indonesia saat ini sebenarnya keturunan Austronesia sejak 45.000 tahun. ”Karena peradaban ini diciptakan oleh manusia, tepat jika masyarakat mengetahui artefak sejak 1,5 juta tahun lalu,” ungkap Harry.

Mendikbud Anies Baswedan menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui museum, khususnya kepada anak-anak. Anies menekankan, para kepala museum tidak perlu lagi melaporkan hal-hal yang sudah dikerjakan, tetapi apa yang bisa dan sudah diraih.

”Capaiannya apa? Apakah anak-anak tanpa dikerahkan sudah datang sendiri berbondong-bondong ke museum? Tantangan kita, bagaimana mereka datang lalu menggandakan ceritanya kepada teman-temannya tanpa diminta,” tuturnya.

Anies menambahkan, bangsa Indonesia tumbuh besar di atas fondasi peradaban yang dibangun dalam masa yang sangat panjang. Bangsa ini dibangun oleh orang-orang yang bernyali. Untuk itulah orang perlu tahu, melihat jejak sejarahnya, buktinya. ”(Sejarah) kita bukan sekadar sejak 1945 ke depan, melainkan kita tengok ke belakang itu panjang sekali,” ujarnya. (IVV)

(Sumber: Kompas, Senin, 24 November 2014)


Tinggalkan komentar

Kategori