Oleh: museumku | 11 Agustus 2014

Museum Situs Para Wali Dibangun

Warisan peradaban Islam awal mula di Jawa diangkat kembali melalui pembangunan museum-museum situs para wali. Selama ini, pengetahuan masyarakat masih sangat terbatas, misalnya dari tradisi tutur dan pengalaman menyinggahi makam para wali.

”Bangunan dengan empat lantai untuk museum situs Maulana Malik Ibrahim paling siap. Awal Oktober 2014 diresmikan,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan, Kamis (7/8), di Jakarta. Museum tersebut dibangun di Gresik Jawa Timur.

Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai penyebar Islam paling awal di tanah Jawa. Kacung mengatakan, pembangunan museum situs Sunan Kalijaga yang berikutnya. ”Pembangunan museum situs Sunan Kalijaga diawali dengan restorasi rumah Sunan Kalijaga. Kayu bangunan yang rapuh digantikan dengan jenis kayu yang sama,” tuturnya.

Pengajar pada Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Karsono Harjo Saputra, mengatakan, bukti ilmiah untuk kesejarahan para wali penyebar Islam di Jawa masih dihadapkan banyaknya kisah mitos atau legenda. Untuk menunjang data dan informasi ilmiah bagi museum situs, sebaiknya pemerintah melibatkan para ilmuwan.

”Secara tekstual kesejarahan, kisah para wali selama ini masih sulit diilmiahkan. Ini karena dunia Jawa selalu bermain pada tataran simbolik,” kata Karsono.

Menurut Kacung, museum situs para wali diharapkan dapat melengkapi kisah perjalanan selama hidup masing-masing wali. Masyarakat yang selama ini hanya bisa mengunjungi makam para wali dapat mengunjungi museum situsnya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap.

Masuknya peradaban Islam di Jawa, menurut Karsono, menjadi sangat kontekstual untuk mengedepankan tradisi dan kemampuan masyarakat Jawa dalam menyerap tradisi baru dengan jalan kebudayaan yang damai. (NAW)

(Sumber: Kompas, Jumat, 8 Agustus 2014)

KOMENTAR


Tinggalkan komentar

Kategori