Oleh: museumku | 27 Mei 2011

Museum Tekstil Diubah Jadi Hotel

KOMPAS – Kamis, 26 Mei 2011 – Museum Tekstil Sumatera Selatan di Palembang ditutup sejak awal April. Bangunan kuno tersebut akan segera dibangun dan difungsikan sebagai hotel. Hal itu dilakukan karena museum yang berisi ratusan koleksi kain dan teknologi pengolahan tekstil tradisional Sumatera Selatan ini selalu merugi akibat minimnya pengunjung.

Saat ini, gedung Museum Tekstil Sumsel yang menempati bangunan peninggalan Belanda itu, telah ditutup dengan pagar kayu setinggi dua meter. Gedung berusia sekitar 100 tahun itu segera disulap menjadi Heritage Hotel Palembang berkapasitas 48 kamar. Hotel diharapkan dapat beroperasi sebelum November untuk mendukung SEA Games di Palembang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Moehamad Jhonson mengatakan, penutupan museum tekstil dilakukan karena gedung itu tidak efektif. “Pengunjung sepi, padahal biaya operasional besar. Selama ini kami kesulitan menutup biaya karena tidak ada dana dari APBD untuk operasional museum,” kata Jhonson, Rabu (25/5).

Biaya operasional museum di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel itu sekitar Rp 200 juta per tahun. Padahal, jumlah pengunjung tak mencapai 100 orang dengan tiket masuk Rp 2.000 per orang. Pemasukan dari pengunjung sekitar Rp 200.000 per tahun.

Nantinya, pengelola hotel diminta tetap mempertahankan bangunan depan hotel seperti aslinya sebagai upaya pelestarian. Termasuk menyediakan galeri tenun songket di gedung utama. Koleksi museum berupa kain tradisional akan dipindah ke Museum Negeri Balaputradewa, sedangkan alat-alat teknologi tekstil tengah dicarikan lokasi.

Ketua Program Dewan Kesenian Palembang Vebri Al Lintani menolak penutupan museum dan penggunaannya sebagai hotel. “Penutupan museum untuk dijadikan hotel ini jelas lebih mengutamakan keuntungan ekonomi semata,” tuturnya.(IRE)


Tinggalkan komentar

Kategori