Oleh: museumku | 11 Juni 2014

Museum Merapi, Wahana Pembelajaran Kegunungapian

Merapi-1Indonesia pantas disebut Negeri Seribu Gunung Api. Banyak gunung api aktif dan tidak aktif terdapat di negara kita. Salah satu yang masih aktif itu adalah Gunung Merapi di Yogyakarta. Berkali-kali letusannya yang disebut wedus gembel (awan panas) menghancurkan harta benda dan menghilangkan nyawa manusia. Terakhir gunung ini meletus pada Oktober 2010. Bahkan hingga awal 2013 saat hujan mengguyur, aliran lahar dingin gunung tersebut masih saja menimbulkan dampak negatif bagi penduduk sekitar. Jembatan putus, jalan ambrol, dan rumah terseret aliran kali, masih sering terjadi di sekitar Merapi.

Untuk merekam catatan sejarah Gunung Merapi itulah didirikan Museum Gunung Api Merapi (MGM). Hingga saat ini memang nama tersebut belum memasyarakat. Kalau saja Gunung Merapi tidak meletus, mungkin nama ini tetap terabaikan.

MGM terletak di lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kabupaten Sleman memang merupakan bagian jalur wisata budaya dan geowisata yang dikembangkan oleh pemda setempat.

Lokasi ini dapat dicapai melalui Jalan Raya Kaliurang. Sayang kendaraan umum yang menuju ke sana masih langka. Umumnya hanya rombongan sekolah atau keluarga dengan mobil pribadi sesekali berwisata ke tempat ini.

MGM mulai dibangun pada 2005 dan diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 1 Oktober 2009. Namun museum ini baru dibuka untuk umum pada 1 Januari 2010.


Filosofi Hindu

Memasuki halaman museum terlihat bangunan yang unik. Bangunan itu berbentuk kerucut. Sebagaimana filosofi Hindu, kerucut melambangkan gunung sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar. Bukan itu saja, arsitektur modern dibuat berpadu dengan arsitektur tradisional. Latar belakang museum adalah pemandangan Gunung Merapi, terlihat pesona alamnya yang memikat apalagi jika tidak tertutup kabut.

Areal museum sangat luas, mencapai 3,5 hektar dengan bangunan induk museum seluas 4.470 meter persegi. Museum ini dibangun dengan visi “terwujudnya pengetahuan masyarakat tentang pemahaman ilmu kegunungapian dan ilmu kebumian”. Sedangkan misi museum adalah “meningkatkan geowisata bernilai edukasi tentang ilmu kegunungapian dan kebumian di DI Yogyakarta”. Dengan visi dan misi itu MGM diperkenalkan dengan sebutan “Merapi Jendela Bumi”.

MGM terdiri atas beberapa gedung. Gedung A merupakan gedung utama, dimanfaatkan untuk menyajikan maket gunung dengan gambaran letusan Merapi pada 1969, 1994, dan 2006. Gedung B untuk auditorium dan teater mini/ruang audio visual. Ruang pameran MGM dibuat dengan konsep modern, artinya tidak hanya menampilkan gambar tapi juga contoh-contoh mineral dari gunung-gunung di Indonesia.

Dari maket Gunung Merapi yang terpampang di depan pintu masuk, pengunjung bisa memelajari lelehan erupsi Merapi dari tahun ke tahun. Setelah itu pengunjung diajak memelajari evolusi kerak bumi, melihat gunung api aktif di Indonesia dan dunia, tipe letusan hingga bagaimana melakukan mitigasi jika terjadi letusan gunung. Berbagai peralatan di pos pengamatan Gunung Merapi dari masa ke masa ikut dipamerkan. Pengunjung juga bisa merasakan getaran ketika terjadi gempa bumi karena simulatornya tersedia pada salah satu ruangan.

Keberadaan grafis dan visual mendukung daya pikat MGM yang miskin koleksi artefak. Ada berbagai tema yang diambil sebagai alur cerita (story line) museum, yakni Volcano World, On the Merapi Volcano Trail, Manusia dan Gunung Api, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Gerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survei, Extra-terrestrial Volcano, Film Show, dan beberapa fasilitas penunjang. Ke depan, menurut seorang pemandu, museum ini akan dikembangkan sebagai tempat wisata yang representatif. Direncanakan akan ada pembangunan taman kehati, area parkir, dan plaza sebagai sarana dan fasilitas bagi pengunjung museum.


Tidak gelap

Menurut salah satu seorang pengunjung, museum ini bagus karena tidak gelap seperti museum-museum pada umumnya. Memang bangunan museum atraktif, panel-panel pameran dirancang dengan baik, dan bergaya modern. Sebagian materi pameran sudah bersifat interaktif, misalnya untuk menunjukkan gunung-gunung yang masih aktif melalui tombol yang dapat dipencet. Diketahui ada lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia. Teater merupakan nilai tambah museum tersebut. Pengunjung akan diperkenalkan cara meneliti kegunungapian lewat sebuah film dokumenter pendek.

Pada dasarnya terlihat MGM lebih menitikberatkan pada informasi mengenai kegunungapian, terutama Gunung Merapi. Sebagai latar belakang, diceritakan juga tentang sejarah kebumian dan kegunungapian secara umum. Benda di museum ini hanya menjadi pelengkap bagi keterangan-keterangan yang disajikan. Ada juga informasi berupa mitologi tentang Merapi, sebagaimana kepercayaan masyarakat Jawa tempo dulu.

Ruang pameran dilengkapi dengan diorama tentang letusan Gunung Toba, Gunung Krakatau, dan Gunung Tambora. Nama ketiga gunung tersebut sering disebut-sebut peneliti vulkanologi karena letusannya yang maha dahsyat, tersebar ke berbagai penjuru dunia. Gunung Toba kini meninggalkan jejak berupa Danau Toba. Gunung Krakatau melahirkan Gunung Anak Krakatau. Sementara Gunung Tambora pernah mengubur tiga kerajaan besar yang ada di Nusa Tenggara.

Salah satu koleksi yang dipajang berupa kerangka sepeda motor, tentu saja untuk mengingatkan keganasan Merapi. Kendaraan tersebut terkena wedus gembel ketika korban berlindung di bunker Kaliadem saat erupsi Merapi 2006. Koleksi pribadi Mbah Maridjan, juru kunci Merapi yang pernah bermain iklan, dipamerkan di dalam kotak kaca. Mbah Maridjan meninggal akibat wedus gembel Oktober 2010 lalu.

Di ruangan lain digambarkan pertumbuhan kubah dari tahun ke tahun dan letusan dari masa ke masa. Letusan Merapi yang memberikan dampak besar pertama kali tercatat pada 1786, yang secara berkala terus memuntahkan benda-benda vulkanis. Termasuk bebatuan pijar yang bisa terlontar sampai beberapa kilometer ke angkasa. Salah satu batu pijar yang dipamerkan di museum berdiameter sekitar 65 milimeter. Letusan Merapi pula yang ditafsirkan menyebabkan perpindahan Kerajaan Mataram Hindu dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sebagaimana disebut-sebut prasasti dari abad ke-10. Bahkan letusan gunung itu banyak merusakkan candi-candi di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti Borobudur, Prambanan, dan Sambisari.

Museum tidak dibuka setiap hari. Seperti halnya museum-museum di berbagai penjuru dunia, Senin adalah hari libur. Jadi luangkan waktu Anda pada Selasa hingga Minggu pukul 09.00 hingga 15.00. Jika Senin adalah hari libur nasional, museum baru dibuka untuk pengunjung. Karcis masuk di museum ini sangat terjangkau, paling tinggi Rp 3.000.

Semua orang bisa belajar tentang Gunung Merapi di tempat ini karena museum juga menjadi ruang pembelajaran mitigasi bencana. ”Lewat museum ini saya baru tahu peralatan dan istilah seperti seismograf, magnetometer, dan skala Richter,” kata seorang siswa SMP. Jadi MGM bukan sekadar ajang pamer kegarangan Merapi. Museum ini merupakan wahana bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang ilmu kebumian, terutama yang berkaitan dengan gunung api. (Djulianto Susantio)


Galeri Foto:

Merapi-01

Merapi-02

Merapi-2

Merapi-3


Tanggapan

  1. Kunjungan Penuh Traomatik di tempat ini :

    Selengkapnya dokumentasi kami -> WISATA MUSEUM MERAPI


Tinggalkan komentar

Kategori