Kompas, Sabtu, 27 Juli 2013 – Restorasi lukisan-lukisan mahakarya Raden Saleh di Istana Kepresidenan, yang sudah direncanakan sejak Januari 2013, hingga kini belum dapat direalisasikan. Padahal, restorator lukisan kelas dunia yang didatangkan khusus dari Jerman, Susanne Erhards, sudah datang di Indonesia sejak 8 Juli lalu.
”Kalau dia sudah kembali ke Jerman, kami tidak sanggup lagi mendatangkan Susanne untuk yang kedua kalinya karena jadwal Susanne sangat padat. Perlu waktu bertahun-tahun lagi untuk bisa mendatangkan Susanne ke Jakarta,” tutur Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusomo (YAD) Catrini Kubontubuh dalam jumpa pers, Kamis (26/7), di Jakarta.
Kendala restorasi ini adalah hambatan birokrasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Istana Kepresidenan. Restorasi lukisan dilakukan YAD bekerja sama dengan Goethe Institut Indonesia.
Semula restorasi akan dilakukan terhadap lima lukisan yang menjadi mahakarya Raden Saleh, yakni ”Penangkapan Pangeran Diponegoro”, ”Harimau Sedang Minum”, Pertarungan Hidup dan Mati”, ”Potret Bupati Cianjur”, serta ”Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu”. Karena Susanne Erhards harus kembali ke Jerman pada 30 September, restorasi hanya mungkin dilakukan terhadap lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan Harimau Sedang Minum”.
Susanne Erhards mengatakan, restorasi satu lukisan membutuhkan waktu sekitar 26 hari.
Meski belum ada kejelasan kapan kerja sama akan ditandatangani, menurut Catrini, respons Sekretariat Presiden sangat positif. Izin untuk pengambilan contoh vernis pada lukisan bisa dilakukan Senin pekan depan.
Secepatnya
Tahun 2012, Susanne Erhards merestorasi awal berupa pembersihan lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Beberapa hal yang masih perlu dilakukan adalah membersihkan lukisan dari goresan, membuang lapisan vernis lama, dan mengaplikasikan vernis baru.
Peter Carey yang turut menulis buku Raden Saleh: Anak Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme mengatakan, lukisan Raden Saleh adalah warisan penting bagi sejarah seni rupa Indonesia, bahkan Asia Tenggara. ”Lukisan Raden Saleh bertema historis sehingga sangat penting untuk dilestarikan,” kata Carey.
Terkait penandatanganan nota kesepahaman dengan Sekretariat Presiden, Kepala Subbagian Pengelolaan Koleksi dan Kesenian Sekretariat Presiden, Ratih Anggriani, mengatakan, pada prinsipnya Sekretariat Presiden sangat mendukung upaya restorasi. Penandatanganan, ujarnya, akan diupayakan dapat dilakukan dalam waktu dekat. (DOE)
Ditulis dalam Kliping | Tag: Konservasi, Lukisan, Raden Saleh
Tinggalkan Balasan