Oleh: museumku | 3 September 2010

Karya Seni: Sebanyak 51 Koleksi Museum Widayat Lenyap

Kompas Jawa Tengah, Kamis, 2 September 2010 – Sebanyak 51 koleksi Museum Widayat di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, lenyap dari museum. Sekitar 23 koleksi di antaranya adalah lukisan cat minyak karya masterpiece H Widayat serta berbagai karya pelukis kenamaan lainnya, seperti Sudjojono, Mochtar Apin, dan Popo Iskandar.

Putra almarhum Widayat, Fajar Purnomo Sidi, yang baru saja diangkat sebagai Direktur Museum Widayat, mengatakan, ia akan segera membentuk tim manajemen pengelolaan museum dengan tugas pertama menelusuri keberadaan koleksi museum yang hilang tersebut.

“Dari informasi sementara yang kami terima, koleksi tersebut dijual oleh pihak direktur dan manajemen museum yang lama ke sejumlah kolektor di Jakarta dan Surabaya,” ujarnya, Senin (30/8).

Direktur Museum Widayat sebelum ini adalah Wicaksono Adi. Sebelumnya, pada tahun 2004, Wicaksono Adi bersama lima putra Widayat melaksanakan rapat yang menghasilkan kesimpulan bahwa mereka menyetujui koleksi Museum Widayat dijual. Diduga, hilangnya 51 koleksi museum merupakan tindak lanjut rapat itu.

Hal itu melanggar hukum karena berdasarkan Akta Notaris Nomor 16 dan 17 tertanggal 17 Mei 2004, semua koleksi museum tidak boleh diperjualbelikan. Selain itu, larangan menjual koleksi museum juga merupakan amanat Widayat yang disampaikan berulang-ulang kepada 11 putra-putrinya.

Dengan lenyapnya 51 koleksi ini, koleksi museum H Widayat yang semula berjumlah 1.001 karya, sekarang tinggal tersisa 950 karya namun sebagian di antaranya ada yang rusak dimakan rayap.

Museum Widayat didirikan 16 tahun lalu. Selain lukisan, karya-karya yang disimpan di museum ini terdiri atas karya seni pahat, patung, serta benda-benda antik koleksi almarhum Widayat seperti tempat tidur dari China dan patung Asmat.

Museum Widayat sempat ditutup 6 Juni lalu karena manajemen museum beralasan tidak memiliki cukup dana pengelolaan museum. Dengan pergantian manajemen, sejak Senin (30/8), museum kembali dibuka untuk umum.

Kurator seni rupa ternama, Oei Hong Djien, mengatakan, ia sangat terkejut saat mendengar pada akhir Juni lalu museum ditutup dan sebagian koleksinya hilang. Selain karena nilai aset koleksi museum yang bernilai tinggi, menurut Oei Hong Djien yang juga sempat menjadi kurator di Museum Widayat, museum ini sungguh luar biasa berharga karena dibangun Widayat dengan susah payah dengan koleksi yang dikumpulkannya sejak lama. (Regina Rukmorini)


Tinggalkan komentar

Kategori