Oleh: museumku | 15 Desember 2012

Promosi Museum: Manusia Sangiran Mencari Perhatian

KOMPAS, Jumat, 14 Desember 2012 – Tiga sosok manusia berbulu dan telanjang tiba-tiba menjadi primadona baru di Grand City Mall Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu. Banyak pengunjung mal yang tergoda memotretnya.

Ketiga sosok itu hanya sebuah replika dari manusia Sangiran atau manusia purba ke-17 yang ditemukan di Desa Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Manusia Sangiran menjadi daya tarik utama dari program publikasi Museum Purbakala Sangiran di lima kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.

Di lima kota itu, promosi museum ini sengaja digelar di mal. Surabaya menjadi kota keempat dan berlangsung pekan lalu. ”Di mal efektif. Mereka yang tidak pernah ke museum menjadi tahu museum,” kata Kepala Seksi Pengembangan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Rusmulia Ciptadi. Strategi itu berhasil jika dilihat dari antusiasme pengunjung mal.

Di Surabaya, sekitar 30 koleksi dari total 30.000 koleksi yang dimiliki Museum Purbakala Sangiran dipajang dalam enam stan peraga. Koleksi yang dipamerkan, antara lain, fosil binatang, seperti binatang air, gajah, banteng, dan penyu. Fosil tengkorak manusia purba dan berbagai peralatan manusia purba juga ditampilkan. Selain melihat koleksi itu, pengunjung juga bisa masuk ke stan multimedia untuk melihat video yang dimiliki museum atau berpose di depan poster yang menggambarkan evolusi manusia.

Namun, koleksi paling berharga, kata Rusmulia, adalah replika tiga manusia Sangiran itu. Replika tersebut berupa rekonstruksi dari kerangka manusia purba yang ditemukan di situs Sangiran tahun 1965. Baru pada tahun 1983, kerangka yang tergolong lengkap dan berusia 700.000 tahun itu bisa direkonstruksi, menyerupai wujud aslinya.

Replika manusia purba tersebut terdiri dari 1 pria dewasa, 1 perempuan dewasa, dan 1 anak-anak. ”Saya biasanya melihat wujud manusia purba dari buku. Sekarang saya tahu tingginya seberapa,” kata Ainun Jariyah (14), siswi kelas VIII SMP Budi Utomo Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Selain Ainun, Safira Adilla (17), siswa SMA Negeri 5 Surabaya, yang mengaku belum pernah ke museum, pun akhirnya tertarik dengan koleksi Museum Sangiran. ”Saya tertarik ke museum, tetapi tak tahu dan bingung yang mau didatangi,” kata dia. Safira juga mengaku, selama ini, sekolahnya belum pernah mengadakan karya wisata ke museum.

Ditemani empat temannya, Safira mendatangi pameran Museum Purbakala Sangiran itu. Mereka mendatangi stan peraga satu per satu dan memperhatikan setiap koleksi museum dengan saksama.

Tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengamati semua koleksi itu. Diakui Rusmulia, pameran tersebut ditujukan sebagai kegiatan sambilan bagi pengunjung mal. ”Jadi, sambil berbelanja bisa menonton pameran ini dan lebih memahami fosil,” katanya. (DEN)

”Jadi, sambil berbelanja bisa menonton pameran ini dan lebih memahami fosil.”


Tinggalkan komentar

Kategori