Oleh: museumku | 19 Mei 2013

Kemampuan Museum Berkomunikasi dengan Publik Masih Rendah

Pengelola museum harus memiliki kemahiran dalam memberikan layanan informasi dan kemampuan berkomunikasi dengan publiknya. Jika tidak, museum akan ditinggalkan masyarakat dan museum hanya akan menjadi tempat penyimpanan benda mati. Hal tersebut disampaikan Wiendu Nuryanti, wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sambutannya pada acara Malam Anugerah Purwakalagrha Museum Awards 2013 di Studio Metro TV, Jakarta.

Menurut Wiendu, kehadiran sebuah museum, mempunyai tujuan yang pasti yaitu melestarikan warisan dalam bentuk fisik dan terdapat nilai-nilai penting yang melekat pada setiap benda atau koleksinya. Identitas suatu museum adalah pada koleksi yang membedakan antar satu museum dengan museum yg lain. “Namun, yang paling penting adalah bagaimana pengelola museum memiliki kemahiran dalam memberikan layanan informasi dan kemampuam berkomunikasi dengan publiknya, sehingga menjadikan museum itu terus dikunjungi,” tegas Wiendu.

Kemampuan berkomunikasi dengan publiknya memang menjadi salah satuk kriteria penting dalam menentukan pemenang Museum Terbaik dalam perhelatan Museum Awards 2013 ini. Namun demikian dari pengamatan langsung Dewan Juri di lapangan ditemukan kenyataan yang memprihatinkan. “Kemampuan berkomunikasi dengan publiknya masih menjadi persoalan besar yang dialami oleh sebagian besar museum yang ada, khususnya yang kami kunjungi dalam rangka penjurian Museum Awards 2013,”ujar Yunus Arbi, ketua Dewan Juri.

Dari sebanyak 62 museum yang ada saat ini dan beroperasi di seluruh wilayah DKI Jakarta hanya sekitar 20 museum yang memenuhi kriteria penilaian Dewan Juri. Dari jumlah itu hanya 10 museum yang dinyatakan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan publiknya. Museum Kepolisisan Negara Republik Indonesia (Museum Polri) dan Museum di Tengah Kebun dinilai paling tinggi untuk semua kriteria penilaian juri. Keduanya mendapatkan penghargaan sebagai Museum Terbaik tahun ini, masing-masing untuk jenis museum pemerintah dan museum non-pemerintah. Keduanya mendapatkan Piala Bergilir Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan untuk masing-masing kategori Dewan Juri menetapkan pemenangnya sebagai berikut:

  1. Kategori Penataan Koleksi: Museum di Tengah Kebun
  2. Kategori Kreativitas dan Inovasi Pelayanan: Museum Tekstil Jakarta
  3. Kategori Sarana dan Fasilitas Pengunjung: Museum Kepolisisan Negara Republik Indonesia (Museum Polri)
  4. Kategori Pelestari Bangunan Cagar Budaya: Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal A. Yani

Selain itu Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Bambang Eryudhawan, Fadli Zon, Luluk Sumiarso, Yunus Arbi, dan Prof. Dr. Yasmine Zaki Shahab, juga memutuskan penerima Penghargaan Khusus Museum Awards 2013 untuk Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat (Liftetime Achievement) yang diberikan kepada Prof. Dr. Daoed Joesoef.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dinilai berjasa menyelamatkan Candi Borobudur sebagai warisan luhur budaya bangsa dari kehancuran. Berkat perjuangan gigih dan tak kenal lelah yang dilakukan Prof. Dr. Daoed Joesoef untuk meyakinkan UNESCO menganggarkan dana untuk pemugaran Borobudur inilah generasi kita dan generasi yang akan datang bisa menikmati karya agung bangsa Indonesia: Candi Borobudur. Selain itu di masa menjabat sebagai menteri, Daoed Joesoef mencanangkan agar setiap provinsi memiliki museum. Sampai saat ini Daoed Joesoef juga masih aktif menuangkan buah pikirannya, khususnya yang berkaitan dengan kesejarahan dan kebudayaan di berbagai media massa.

Museum Awards merupakan ajang tahunan untuk memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap museum dan tokoh permuseuman, kepurbakalaan dan sejarah yang selama ini telah memberikan kontribusi dan karya nyata demi kemajuan museum, khususnya yang ada di wilayah DKI Jakarta. Dalam sambutan tertulisnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berharap Anugerah Purwakalagŗha yang diberikan kepada museum-museum terbaik di Jakarta ini akan mendorong kemajuan dunia permuseuman di Jakarta. “Dengan demikian museum akan terus didatangi pengunjung, baik untuk meneliti, belajar maupun berwisata,” ujar Jokowi.

Tahun 2013 ini merupakan pelaksanaan Museum Awards yang kedua dan diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Museum Dunia yang jatuh setiap tanggal 18 Mei, sekaligus menyambut HUT kota Jakarta ke-486. Tema yang diambil perhelatan Museum Awards tahun ini adalah “Museums (Memory + Creativity) = Social Change”, sebagaimana yang juga menjadi tema Hari Museum Dunia. “Tema tersebut sengaja diambil sebagai tema Museum Awards 2013 dengan harapan museum dapat memaksimalkan potensinya sehingga mampu menjadi agen perubahan sosial,” kata Musiana Dhani, penggagas dan ketua panitia Museum Awards 2013. “Museum mampu berdiri dan dikenal masyarakatnya sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan terus berkreasi demi menjalankan visi dan misinya,” tegas ketua Komunitas Jelajah yang menjadi penyelenggara kegiatan ini. (Siaran Pers/Komunitas Jelajah)

GALERI FOTO:

Kick-01Ketua Komunitas Jelajah Musiana Dhani dan Ketua Dewan Juri Yunus Arbi sedang diwawancara oleh Andy F. Noya

Kick-02Museum Polri, Museum Terbaik Kategori Sarana dan Fasilitas Pengunjung

Kick-07Museum Di Tengah Kebun, Museum Terbaik Kategori Penataan Koleksi

Kick-08Museum Tekstil, Museum Terbaik Kategori Kreativitas dan Inovasi Layanan

Kick-09Museum Sasmita Loka Pahlawan Revolusi Jenderal A. Yani, Museum Terbaik Kategori Pelestari Bangunan Cagar Budaya

Kick-03Museum Di Tengah Kebun, Museum Terbaik se-DKI Jakarta 2013 (museum non-pemerintah), menerima tropi dari Wamenbud Wiendu Nuryanti

Kick-04Museum Polri, Museum Terbaik se-DKI Jakarta (museum pemerintah), menerima tropi dari Wamenbud Wiendu Nuryanti

Kick-05Prof Dr Daoed Joesoef, Penghargaan Khusus Museum Awards 2013 untuk Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat


Tinggalkan komentar

Kategori