Oleh: museumku | 28 Agustus 2010

30 Museum Adakan Festival

* Menampilkan Karya-karya Besar

Kompas Jogja, Sabtu, 21 Agustus 2010 – Bertepatan dengan Tahun Kunjungan Museum 2010 dan Gerakan Nasional Cinta Museum, Festival Museum DI Yogyakarta tahun 2010 kembali digelar dengan mengangkat tema “Museum di Hatiku”. Sebanyak 30 museum anggota Badan Musyawarah Musea DIY akan memamerkan koleksi-koleksi unggulan pada 26 September-1 Oktober.

“Festival ini untuk menunjukkan eksistensi dan potensi museum- museum di DIY, juga untuk menginformasikan pada masyarakat mahakarya-mahakarya milik museum,” ucap Ketua II Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY RM Donny Surya Megananda di Yogyakarta, Jumat (20/8).

Acara yang diadakan Dinas Kebudayaan DIY dan Barahmus DIY diharapkan tidak terpengaruh kasus hilangnya koleksi Museum Sonobudyo. Menurut Donny, setelah hilangnya 75 koleksi emas milik Sonobudyo, Festival Museum ke-4 ini justru diharapkan semakin dapat menggugah dan membangkitkan kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap museum.

“Secara khusus museum-museum akan menampilkan koleksi-koleksi asli miliknya yang semuanya adalah mahakarya. Benda-benda koleksi bernilai sejarah tinggi tersebut memiliki kisah menarik dalam perjalanan budaya masyarakat,” katanya.

Festival Museum 2010 yang akan digelar di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, diikuti 30 museum anggota Barahmus DIY. Sebanyak 11 museum yang belum menjadi anggota Barahmus rencananya juga akan ikut berpartisipasi dalam acara pembukaan dan pameran gabungan. “Festival akan dibuka dengan menampilkan pertunjukan seni yang dikemas secara kolosal dalam opera karnaval di sepanjang Jalan Malioboro. Acara ini masih kami matangkan,” katanya.


Memancing

Acara pembukaan itu, ujarnya, merupakan konsep baru yang belum pernah dibuat sebelumnya untuk memancing ketertarikan masyarakat agar mau datang ke festival museum. Pihaknya juga menjanjikan koleksi yang dipamerkan di ruang auditorium Vredeburg, sebagai tempat pameran bersama, merupakan koleksi-koleksi terbaik. “Semua koleksi dianggap sebagai masterpiece (karya besar),” ucapnya.

Menurut Donny, pihaknya memilih tanggal pelaksanaan pada akhir September, bukan saat masa liburan sekolah, agar festival itu dapat menjadi tujuan studi wisata bagi siswa setelah liburan Lebaran. “Ketika sekolah sudah aktif, siswa bisa diajak ke festival. Kalau saat liburan memang kami bisa menjaring siswa dari luar DIY, tetapi dari dalam DIY ada kemungkinan mereka wisata keluar,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Djoko Dwiyanto mengharapkan pengunjung festival museum naik dibandingkan 2009 yang sebanyak 3.000 pengunjung. Ia optimistis karena penyelenggaraan festival museum tahun ini sudah masuk kalender pariwisata sehingga Dinas Pariwisata DIY diharapkan dapat ikut mempromosikannya. (RWN)


Tinggalkan komentar

Kategori